JKAARTA - Isu kontrak kembali menghantui AC Milan, kali ini menyentuh salah satu pilar terpenting tim.
Mike Maignan, penjaga gawang utama Rossoneri, memasuki periode krusial dalam kariernya bersama klub. Kontraknya yang akan berakhir pada pengujung musim membuat masa depan sang kiper berada dalam sorotan tajam.
Manajemen AC Milan sejatinya telah menyiapkan langkah antisipatif dengan rencana perpanjangan kontrak. Namun, dinamika internal klub menunjukkan situasi yang jauh dari kata ideal. Optimisme yang sempat terbangun perlahan memudar seiring waktu berjalan.
Peluang Maignan bertahan kini diperkirakan hanya 10 persen. Angka tersebut mencerminkan jurang yang semakin lebar antara harapan klub dan sikap sang pemain. Kondisi ini menjadi alarm serius bagi Milan.
Dengan peran vital Maignan di bawah mistar, ketidakpastian ini bukan sekadar urusan administratif. Dampaknya bisa menjalar langsung ke stabilitas dan ambisi klub dalam jangka menengah.
Negosiasi Kontrak Masuk Fase Genting
AC Milan berencana mengajukan tawaran kontrak baru pada awal Januari. Nilai yang disiapkan berada di kisaran 5 juta euro per musim, angka yang mencerminkan status Maignan sebagai pemain kunci tim.
Namun, manajemen mulai menyadari bahwa waktu mungkin tidak berpihak kepada mereka. Momentum yang ideal untuk mengamankan tanda tangan sang kiper dinilai telah terlewat, sehingga posisi tawar klub melemah.
Di internal Milan, muncul pemahaman bahwa Maignan telah mempertimbangkan opsi lain. Situasi ini membuat tawaran perpanjangan kontrak berpotensi hanya menjadi formalitas terakhir.
Meski demikian, klub tetap berharap ada perubahan arah di menit-menit akhir. Harapan itu masih dijaga, walau semakin tipis seiring berjalannya waktu.
Risiko Kehilangan Aset Tanpa Kompensasi
Dengan sisa kontrak kurang dari enam bulan, Maignan memiliki hak penuh untuk menandatangani pra-kontrak dengan klub lain. Aturan ini menempatkan AC Milan dalam posisi yang sangat rawan.
Jika tidak ada kesepakatan tercapai, Rossoneri berisiko kehilangan salah satu aset terpentingnya tanpa mendapatkan kompensasi finansial. Situasi ini tentu menjadi mimpi buruk bagi klub.
Secara performa, Maignan masih menunjukkan kualitas kelas atas. Ia tetap menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di Serie A musim ini, konsisten memberi rasa aman di lini pertahanan.
Tak heran jika sejumlah klub elite Eropa memantau situasinya dengan serius. Ketertarikan eksternal semakin mempersempit ruang manuver Milan dalam negosiasi.
Pencarian Pengganti Masih Abu-Abu
Di tengah ketidakpastian, AC Milan mulai memetakan opsi pengganti. Namun hingga kini, belum ada kandidat utama yang benar-benar ditetapkan sebagai suksesor Maignan.
Salah satu nama yang masuk radar adalah Hugo Souza, kiper asal Brasil berusia 26 tahun yang saat ini membela Corinthians. Meski begitu, opsi ini masih dalam tahap evaluasi awal.
Ketiadaan target utama bukan semata karena proses pencarian. Milan sengaja menahan langkah besar demi menjaga fokus pada negosiasi terakhir dengan Maignan.
Klub berharap keputusan sang kiper bisa segera jelas, sehingga rencana jangka panjang tidak terus berada dalam status menggantung.
Persimpangan Strategis Bagi Rossoneri
Situasi Maignan menempatkan AC Milan pada persimpangan strategis. Keputusan yang diambil dalam beberapa pekan ke depan akan sangat menentukan arah tim.
Mempertahankan Maignan berarti menjaga kontinuitas dan stabilitas di posisi vital. Namun jika gagal, Milan harus siap membuka lembaran baru dengan segala risikonya.
Pergantian penjaga gawang utama bukan perkara sederhana. Adaptasi, kepercayaan diri lini belakang, hingga kepemimpinan di lapangan bisa terdampak signifikan.
Oleh karena itu, manajemen dituntut bergerak cepat dan tepat. Kesalahan langkah dapat berujung pada kerugian besar, baik secara teknis maupun finansial.
Pada akhirnya, masa depan Maignan menjadi cermin tantangan AC Milan saat ini. Antara menjaga bintang utama atau bersiap menghadapi era baru, pilihan sulit sudah di depan mata.